NIKAH MUDA (Beri Kepastian atau Tinggalkan)

Hai semua haha udah lama yah gue ga nyampah lagi diblog ini, ckckckck. Gue lama ga update lagi diblog ini bukan karena ga ada bahan buat nulis lagi, atau bahkan karena gue udah ga nulis lagi. Bukan. sampe sekarang gue masih dan tetep nulis. But, gue hanya pindah rumah aja. sekarang gue nge-blog dan nulis di "Tumblr". Kalo kalian semua masih mau membaca tulisan gue yang ga terlalu penting dan ga terlalu bagus, kalian bisa visit : celotehpanda.tumblr.com

Oke cukup epilognya, ga usah panjang lebar. sekarang kita masuk ke topik pembahasan. kali ini gue mau membahas hal yang tahun kemaren sangat viral di socmed sampai akhirnya terliput media tivi. Yes, FENOMENA ANAK GANTENG SEORANG USTADZ NIKAH UMUR 17 TAHUN. Yah sebenernya gue telat kalo menulis dan membahas soal fenomena ini, soalnya udah kelewat lama banget sejak booming tahun kemaren dan sekarang udah tahun 2017. Yah tapi gimana, beberapa hari belakangan ini banyak banget bermunculan akun-akun di Instagram, Line, Twitter (katanya) dakwah yang nyuruh perempuan nikah muda. Ya akhirnya hati gue tersentuh untuk menuliskan ini.
Yah seperti yang gue bilang diparagraf sebelumnya tadi gegara fenomena anak gantengnya ustadz nikah umur 17 tahun banyak akun-akun (katanya) dakwah pada nyuruh nikah muda ga di Instagram, Line, Twitter, etc. Mereka bukannya mengajak perempuan untuk produktif agar lebih berguna bagi sesama, tapi malah kontennya bikin galau dan mendorong cewek-cewek agar buru-buru nikah.

Beuhhh. Apa bedanya coba akun yang (katanya) dakwah itu sama akun-akun a-be-ge labil yang isinya galau-in cowok? ya, beda bungkus aja sih. Satu pakai bungkus agama, satunya enggak. tapi isinya sama. Ngebet pengen berdua-duaan sama lawan jenis. I mean, yes I believe marriage is completing half of our deen,  tapi nikah bukan suatu perlombaan balapan yang harus diburu-buru kan? Kenapa ga mengarahkan cewek untuk mengejar pencapaian -pencapaian mereka? Karena toh, kalau memang yakin dengan takdir Allah, tulang rusuk yang hilang juga akan dipertemukan dengan pemiliknya at the right time, kan? Bukannya maksain buru-buru minta dihalalin biar bisa saling pegangan, ciuman, dan enak-enak dengan dalih ibadah. Marriage is so much more than making sex halal.

Output gerakan si akun-akun (katanya) dakwah ini bikin jadi banyak cewek 'muda' ngebet nikah karena ingin segera dihalalkan dan ngebet minta dikhitbah. Seolah-olah pilihan hidup cewek yang masih muda itu cuma dua: Nikah muda atau pacaran. Pacaran (katanya) mendekati zina. Jadi daripada dosa mendingan nikah muda.

Like... Hell-o, man.. Whatthe.....
Picik sekali rasanya kalau para penggerak (apa yang mereka yakini sebagai) dakwah ini berpikir cewek kalau nggak nikah muda, ya pasti bakal buang-buang waktu dengan pacaran yang ga ada tujuan yang jelas.  Entah darimana sesat pikir macam ini berawal. Mereka kayak lupa cewek itu adalah MADRASAH pertama untuk anaknya, yang pastinya seorang cewek butuh banyak mengeksplor ilmu pengetahuan dan pengalaman supaya anaknya bisa dididik oleh sosok ibu cerdas dan berwawasan luas.  Jadi apa kalau nggak nikah muda, cewek pasti akan menghabiskan waktunya buat pacaran? Emangnya otak cewek itu isinya cuma cowok doang?!. Duh. Engga lah!.
Gue bisa dibilang super jarang melihat akun (katanya) dakwah yang mendorong cewek untuk mencari ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya atau memperluas pergaulan sampai kekancah global sebagai bekal untuk mendidik anak masing-masing di masa depan nanti. Isi akun itu melulu cuma: Ayo nikah!, ayo kasih aku kepastian.... dengan balutan agama. Buat saya efek yang diciptakan akun-akun (katanya) dakwah ini sama mengerikannya dengan kasus narkoba dan korupsi yang melanda negeri tercinta kita. Sudah banyak cewek yang "teracuni" untuk ngebet dihalalkan, meskipun bisa jadi secara mental belum siap. Padahal anak butuh keluarga harmonis dan orangtua yang tidak labil.

All in all, mau nikah umur berapapun, itu hak dan pilihan masing-masing individu. Tapi mbok ya janganlah menggencarkan nikah muda dengan cara yang maaf "salah". Dibalutkan agama dan membuat cewek jadi galau menunggu pangeran berkuda putih datang menghalalkan. Ujung-ujungnya karena ngebet nikah tapi masih labil, banyak juga yang minta cerai karena nggak kuat menerpa badai rumah tangga. Gue pernah membaca artikel di suatu web kalau tidak salah angka perceraian di Indonesia mencapai 1000/harinya, dan sekitar 40 kasus per jamnya. Enggak bisa dipungkiri dari angka-angka sebanyak itu banyak mereka yang menyesali kelabilan akan ke-ngebetan mereka yang dulu ingin buru-buru minta dihalalkan. Contoh masalah yang terjadi akibat fenomena ini kebanyakan adalah masalah keuangan. Yes, That's Right!. 

Padahal masa-masa muda itu bisa dipakai dengan melakukan banyak hal di dunia ini yang katanya bulet. Terlalu banyak ilmu pengetahuan, terlalu banyak jenis orang dengan ke-absurd-an yang beragam, dan terlalu banyak tempat untuk dieksplor. So, please jangan mendoktrin sesat pikir "Nikah muda biar lekas halal". Eh bukan deng, karena nikah bukan semata-mata cuma menghalalkan pegangan tangan, ciuman, dan seks. Kalau memang sudah siap dengan segala konsekuensinya , oke, it's your choice. But, gak usah "meracuni" cewek lain yang merasa belum siap untuk mengikuti jejakmu juga.

Karena yang diekspos akun-akun (katanya) dakwah itu juga cuma bagian enaknya nikah muda doang. kayak gunung es aja, dibawahnya jelas banyak masalah dan justru malah itu yang esensial tapi ga pernah dibahas mendalam. Entah kenapa padahal masalah basic seperti problem finan-SIAL atau emosi kedua belah pihak yang masih mirip bocah merupakan hal krusial yang penting dibahas kalau mau menikah muda.

Jangan berdalih dengan cuma punya modal nekat aja ngelamar dan atau menerima lamaran anak orang. Ini pernikahan!. Bukan mau terjun buat Sky diving. Nekat doang gak bakal bisa beli susu bayi, bayar listrik, atau bayar biaya sekolah anak. Kecuali elo mau nekat menodong kasir minimarket, kasir PLN, atau kepala sekolah buat memenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga. Ga Logis banget kan?

Buat kamu-kamu yang sudah menikah dalam usia yang terbilang muda: Selamat! kamu sungguh sangat berani menempuh hidup baru yang isinya kamu dan pasanganmu (dan juga anak-anak kalian), bukan cuma dirimu sendiri lagi. Gue paham, meskipun dua orang yang hidup bersama akan lebih menggandakan masalah daripada satu orang. Tapi jelas, kebahagiaannya juga berlipat ganda dibandingkan dengan kami-kami yang masih hidup untuk sendiri. Gue berdoa semoga kalian selalu diberkahi hidup dan pernikahannya.

Buat kamu-kamu yang galau-galau pengen diberi kepastian dan dihalal-in: Yakinkan hati, beneran udah siap? atau cuma disiap-siapin, padahla sebetulnya cuma pengen bisa punya pasangan halal buat pegangan tangan, cipokan, dan enak-enakan? kalau udah beneran siap, selamat! Semoga pangeranmu lekas datang. kalau ternyata belum, ya santai atuh neng, hidupmu masih panjang, yang panjangnya ngalahin rambutnya Putri Rapunzel.

Di Pakistan sana, dulu Malala Yousafzai sampai ditembak Taliban karena memperjuangkan hak-hak perempuan untuk bersekolah. Lah kamu sudah hidup di negara yang tidak mempermasalahkan sekolah bagi anak perempuan, masak galau berkepanjangan cuma gara-gara Allah belum memberikan sosok seorang pangeran yang menghalalkanmu? malu atuh ih sama Malala. Padahal akses kamu untuk mendapatkan pendidikan dan memperluas pengetahuan gak sesulit saudara-saudara kita yang ada di Pakistan. Pastinya perempuan baik, cerdas juga untuk lelaki baik, cerdas juga kan. Pun juga sebaliknya.

Buat kamu-kamu yang masih ingin mengeksplor caffe dan coffee shop yang sangat banyak di indonesia ini. Eh, mengeksplor banyak tentang dunia maksudnya : Congratulations! Anak-anak berhak terlahir dari rahim ibu yang cerdas dan suamimu berhak mendapatkan pasangan hidup yang mampu menopang keutuhan rumah tangga dengan pengetahuan dan pengalamannya.

Buat kamu-kamu lainnya yang kebetulan baca tulisan gue sampai disini : gue cuma melampiaskan uneg-uneg gue yang lelah dengan fakta kalau tren nikah muda tapi modal nekat yang dikoar-koarkan begitu hebatnya oleh akun-akun (katanya) dakwah.

Maybe, beberapa dari kalian bakal nggak setuju dengan opini ini dan beberapa mungkin berpikir, "cetek banget pikiran lu sih, liberal banget lu jadi orang". It's Oke, kita punya sudut pandang masing-masing. Saya hargai pendapat kalian bila berbeda dari saya. The last, I hope you guys do the same thing too.